A.ISD Sebagai salah satu MKDU
Tujuan
Instruksional Umum :
Mahasiswa
memahami hakekat dan fungsi ISD dalam perguruan Tinggi
Tujuan
Instruksional Kusus.
- menjelaskan tujuan pendidikan umum di perguruan tinggi
- menjelaskan 3 kemampuan yang diharapkan dihasilkan dari lulusan pendidikan tinggi
- menjelaskan latar belakang diberikannya ISD
- mahasiswa dapat menjelaskan pengertian ISD
- menyebutkan tujuan ISD
- menyebutkan 3 kelompok ilmu pengetahuan
- menjelaskan pengertian masalah sosial
- memberikan contoh masalah sosial
ILMU SOSIAL DASAR SEBAGAI KOMPONEN MATA
KULIAH DASAR UMUM
Menghadapi masalah-masalah dalam
penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi, demikian pula untuk memenuhi
tutuntutan masyarakat dan negara , maka diselenggarakan program-program
pendidikan umum. Tujuan pendidikan umum di perguruan tinggi adalah :
1.
Sebagai usaha membantu perkembangan
kepribadian mahasiswa agar mampu berperan sebagai anggota masyarakat dan bangsa
serta agama
2.
Untuk menumbuhkan kepekaan mahasiswa
terhadap masalah-masalah dan kenyataan-kenyataan sosial yang timbul di dalam
masyarakat Indonesia
3.
Memberikan pengetahuan dasar kepada
mahasiswa agar mereka mampu berpikir secara interdisipliner, dan mampu memahami
pikiran para ahli berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dengan demikian
memudahkan mereka berkomunikasi
Jadi pendidikan umum yang menitikberatkan pada usaha
untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa, pada dasarnya berbeda dengan mata
kuliah mata kuiah bantu yang bertujuan untuk menopang keahlian mahasiswa dalam
disiplin ilmunya. Demikian juga berbeda dengan pendidikan keahlian yang
bertujuan untuk mengembangkan keahlian mahasiswa dalam bidang atau disiplin
ilmunya.
Pendidikan umum yang diselenggarakan
oleh universtias dan intitusi kemudian dikenal dengan mata kuliah dasar umum
atau MKDU yang terdiri dari beberapa mata kuliah , yaitu : 1) Agama, 2)
Kewarganegaraan, 3) Pancasila, 4) Kewiraan, 5) IBD dan 6) ISD.
Ilmu sosial dasar adalah salah satu
mata kuliah dasar umum yang merupakan matakuliah wajib yang diberikan di
perguruan tinggi negeri maupun swasta. Tujuan diberikannya mata kuliah ini
adalah semata-mata sebagai salah satu usaha yang diharapkan dapat memberikan
bekal kepada mahasiswa untuk dapat peduli terhadap masalah – masalah sosial
yang terjadi dilingkungan dan dapat memecahkan permasalahan tersebut dengan
menggunakan pendekatan ilmu sosial dasar.
Secara khusus mata kuliah dasar umum bertujuan untuk menghasilkan warga
Negara sarjana yang :
- Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan pengamalan nilai-nilai pancasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia
- Taqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya dan memiliki toleransi terhadap pemeluk agama lain
- Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral didalam menyikapi permasalahan kehidupan baik sosial, politik maupun pertahanan keamanan
- Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara bersama-sama mampu berperan serta meningkatkan kualitasnya, maupun lingkungan alamiahnya dan secara bersama-sama berperan serta didalam pelestariannya.
LATAR BELAKANG, PENGERTIAN DAN
TUJUAN ISD
Latar belakang diberikannya ISD adalah banyaknya kritik
yang ditujukan pada sistem pendidikan kita oleh sejumlah para cendikiawan,
terutama sarjana pendidikan, sosial dan kebudayaan. Mereka menganggap sistem
pendidikan kita berbau kolonial, dan masih merupakan warisan sistem pendidikan
Pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan ari politik balas budi yang dianjurkan
oleh Conrad Theodhore van Deventer. Sistem ini bertujuan menghasilkan
tenaga-tenaga terampil untuk menjadi “tukang-tukang” yang mengisi birokrasi
mereka di bidang administrasi, perdagangan, teknik dan keahlian lain, dengan
tujuan ekspoitasi kekayaan Negara.
Ternyata sekarang masih
dirasakan banyaknya tenaga ahli yang berpengetahuan keahlian khusus dan
mendalam, sehingga wawasannya sempit. Padahal sumbangan pemikiran dan adanya
komunikasi ilmiah antara disiplin ilmu diperlukan dalam memecahkan berbagai
masalah sosial masyarakat yang demikian kompleks.
Hal lain, sistem pendidikan kita menjadi sesuatu yang “elite” bagi
masyarakat kita sendiri, kurang akrab dengan lingkungan masyarakat, tidak
mengenali dimensi – dimensi lain di luar disiplin ikeilmuannya.n Perguruan
tigngi seolah-olah menara gading yang
banyak menghasilkan sarjana-sarjana “tukang” tidak mau dan peka terhadap denyut
kehidupan, kebutuhan, serta perkembangan masyarakat.
Pendidikan tinggi diharapkan dapat menghasilkan
sarjana-sarjana yang mempunyai seperangkat pengetahuan yang terdiri atas.
- Kemampuan akademis; adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis, maupun berpikir logis, kritis, sitematis, dan analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, serta mampu menawarkan alternative pemecahannya
- Kemampuan professional; adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan kemampuan ini, para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.
- Kemampuan personal ; adalah kemampuan kepribadian. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, dan tingkah laku, dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan, dan kenegaraan, serta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
Dengan seperangkat kemampuan yang dimilikinya lulusan perguruan tinggi
diharapkan menjadai sarjana yang cakap, ahli dalam bidang yang ditekuninya
serta mau dan mampu mengabdikan keahliannya untuk kepentingan masyarakat
Indonesia dan umat manusia pada umumnya.
ISD, sebagai bagian dari MKDU,
mempunyai tema pokok yaitu hubungan timbal balik antara manusia dengan
lingkungannya. ISD sebagai mana dengan IBD dan IAD, bukanlah pengantar disiplin
ilmu tersendiri, tetapi menggunakan pengertian-pengertian ( fakta, teori,
konsep) yang berasal dari berbagai bidang keahlian untuk menanggapi
masalah-masalah sosial, khususnya masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat
Indonesia. Adapun yang
menjadi sasaran perhatian adalah
antara lain :
- Berbagai kenyataan yang bersama-sama merupakan masalah sosial yang dapat ditanggapi dengan pendekatan sendiri maupun sebagai pendekatan gabungan (antar bidang)
- Adanya keanekaragaman golongan dan kesatuan sosial lain dalam masyarakat, yang masing-masing mempunyai kepentingan kebutuhan serta pola-pola pemikiran dan pola-pola tingkah laku sendiri, tapi juga amat banyak persamaan kepentingan kebutuhabn serta persamaan dalam pola-pola pemikiran dan pola-pola tingkah laku yang menyebabkan adanya pertentangan-pertentangan maupun hubungan setia kawan dan kerja sama dalam masyarakat kita.
Tegasnya
ilmu sosial dasar adalah usaha yang
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial agar daya
tanggap, persepsi , dan penalaran mahaiswa dalam menghadapi lingkungan sosialnya
dapat ditingkatkan sehingga kepekaan
mahasiswa pada lingkungnan sosialnya dapaat menjadi lebih besar.
Sebagai
salah satu mata kuliah umum, ISD bertujuan membantu kepekaan wawasan pemikiran
dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas,
dan ciri-ciri kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota golongan
terpelajar Indonesia, khususnya berkenaan dengan sikap dan tingkah laku manusia
dalam menghadapi manusia-manusia lainnya, serta sikap dan tingkah laku
manusia dalam menghadapi manusia lain
terhadap manusia yang bersangkutan.
Ilmu
pengetahuan dikelompokkan dalam 3
kelompok besar yaitu :
- Ilmu-ilmu Alamiah ( natural scince ). Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi. Hasil penelitian 100 5 benar dan 100 5 salah
- Ilmu-ilmu sosial ( social scince ) . ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tapi hasil penelitiannya tidak 100 5 benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antara manusia ini tidak dapat berubah dari saat ke saat.
- Pengetahuan budaya ( the humanities ) bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Kehidupan
manusia sebagai mahluk sosial selalu dihadapkan kepada masalah sosial yang tdak
dapat dipisahkan dalah kehudupan. Masalah sosial ini timbul sebagai akibat dari
hubungannya dengan sesame manusia lainnya dan akibat tingkah lakunya.masalah
sosial ini tidaklah sama antara masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya
karena adanya perbedaan dalam tingkat perkembangan kebudayaannya, serta sifat
kependudukannya, dan keadaan lingkungan alamnya.
Yang membedakan
masalah sosial dengan masalah lainnya adalah bahwa maalah sosial selalu ada
kaitannya yang dekat denan nailai-nilai moral dan pranata-pranata sosial, serta
ada kaitannya dengan hubungan-hubungan manusia itu terwujud. Pengertian masalah
sosial memiliki dua pendefinisian: pertama pendefinisian menurut umum, kedua
menurut para ahli. Menurut umum atau warga masyarakat, segala sesuatu yang
menyangkut kepentingan umum adalah masalah sosial. Menurut para ahli, masalah
sosial adalah suatu kondisi atau perkembangan yang terwujud dalam masyarakat
yang berdasarkan atas studi, mempunyai sifat yang dapat menimbulkan kekacauan
terhadap kehidupan warga masyarakat secara keseluruhan..
Contoh
pedagang kaki lima. Menurut definisi umum, pedagang kaki lima bukan masalah
sosial karena merupakan upaya mencari nafkah untuk kelangsungan hidupnya, dan
pelayanan bagi warga masyarakat pada taraf ekonomi tertentu. Sebaliknya para
ahli perencanaan kota menyatakan pedagang kaki lima sebagai sumber kekacauan
lalu lintas dan peluang kejahatan. Batasan lebih tegas lagi dikemukakan oleh
Leslie (1974) yang disitat oleh Parsudi (1981), bahwa masalah sosial adalah
suatu kondisi yang mempunyai pengaruh kepada kehidupan sebagian besar warga
masyarakat sebagai sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak disukai, oleh
karena itu dirasakan perlunya untuk
diatasi atau diperbaiki.
B.Penduduk, Masyarakat dan kebudayaan
Tujuan Instruksional Umum :
Mahasiswa dapat memahami dan
menghayati berbagai kenyataan yang diwujudkan oleh pertumbuhan penduduk yang
cepat ,Mengkaji pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap perkembangan sosial,
Mengkaji hubungan antar masalah penduduk dengan perkembangan kebudayaan
Tujuan Instruksional Khusus :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan
pengertian penduduk
2. Mahasiswa dapat menjelaskan
pengertian masyarakat
3. Mahasiswa dapat menjelaskan
pegnertian kebudayaan
4.
Mahasiswa dapat menjelaskan keterkaitan
antara penduduk, masyarakat dan kebudayaan
5.
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang
permasalahan penduduk
6.
Mahasiswa dapat menulliskan rumusan
angka kelahiran
7.
Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian
angka kelahiran
8. Mahasiswa dapat menjelaskan dinamika
penduduk
9.
Mahasiswa dapat menyebutkan tiga pyramid
penduduk
10. Mahasiswa
dapat menjelaskan pyramid penduduk muda, pyramid penduduk tua dan pyramid penduduk
stasioner
11. Mahasiswa
dapat menjelaskan tentang persebaran penduduk
12. Mahasiswa
dapat menjelaskan pengertian rasio ketergantungan
13. Mahasiswa
dapat menjelaskan pengertian kebudayaan
14. Mahasiswa dapat menjelaskan 7 unsur
kebudayaan
15. Mahasiswa dapat menjelaskan wujud kebudayaan
16. dapat
menerangkan pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan
17. Mahasiswa
dapat menjelaskan 4 macam norma menurut kekuatan pengikatnya
18. Mahasiswa
dapat memberikan contoh norma-norma yang ada di masyarakat
19. Mahasiswa
dapat menjelaskan 8 pranata sosial yang ada di masyarakat
PENDAHULUAN
Penduduk masyarakat dan
kebudayaan adalah konsep-konsep yang pertautannya satu sama lain sangat
berdekatan. Bermukimnya penduduk dalam suatu wilayah tertentu dalam waktu yang
tertentu pula, memungkinkan untuk terbentuknya masyarakat di wilayah tersebut.
Ini berarti masyarakat akan terbentuk bila ada penduduknya sehingga tidak
mungkin akan ada masyarakat tanpa penduduk, masyarakat terbentuk karena
penduduk. Sudah barang tentu penduduk disini yang dimaksud adalah kelompok
manusia, bukan penduduk/populasi dalam pengertian umum yang mengandung arti
kelompok organisme yang sejenis yang hidup dan berkembang biak pada suatu
daerah tertentu.
Demikian pula hubungan antara
masyarakat dan kebudayaan, ini merupakan dwi tunggal, hubungan dua yang satu
dalam arti bahwa kebudayaan merukan hasil dari suatu masyarakat, kebudayaan
hanya akan bisa lahir, tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Tetapi juga
sebaliknya tidak ada suatu masyarakat yang tidak didukung oleh kebudayaan. Hubungan
antara masyarakat dan kebudayaan inipun
merupakan juga hubungan yang saling menentukan
Penduduk, dalam pengertian luas
diartikan sebagai kelompok organisme sejenis yang berkembang biak dalam suatu
daerah tetentu. Penduduk dalam arti luas itu sering diistilahkan populasi dan
disini dapat meliputi populasi hewan, tumbuhan dan juga manusia. Dalam
kesempatan ini penduduk digunakan dalam pengertian orang-orang yang mendiami
wilayah tertentu, menetap dalam suatu wilayah, tumbuh dan berkembang dalam wilayah
tertentu pula.
Adapun masyarakat adalah suatu
kesatuan kehidupan sosial manusia yang menempati wilayah tertentu, yang
keteraturannya dalam kehidupan sosialnya telah dimungkinkan karena memiliki
pranata sosial yang telah menjadi tradisi dan mengatur kehidupannya. Tekanannya
disini terletak pada adanya pranata sosia, tanpa pranata sosial kehidupan
bersama didalam masyarakat tidak mungkin dilakukan secara teratur. Pranata
sosial disini dimaksudkan sebagai perangkat peraturan yang mengatur peranan
serta hubungan antar anggota masyarakat, baik secara perseorangan maupun secara
kelompok.
Kebudayaan merupakan hasil budi
daya manusia, ada yang mendefinisikan sebagai
semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya manusia menghasilkan
teknologi dan kebudayaan kebendaan, sedangkan rasa mewujudkan segala norma dan
nilai untuk mengatur kehidupan dan selanjutnya cipta merupakan kemampuan
berpikir kemampuan mental yang menghasilkan filsafat dan ilmu pengetahuan (selo
sumarjan dan sulaiman..s)
PENDUDUK DAN PERMASALAHANNYA
Orang yang pertama mengemukakan
teori mengenai penduduk ialah “Thomas Robert Malthus”. Dalam edisi pertamanya
“Essay Population “ tahun 1798. Malthus mengemukakan adanya dua persoalan
pokok, yaitu bahwa bahan makanan adalah penting utnuk kehidupan manusia dan
nafsu manusia tidak dapat ditahan. Bertitik tolak dari hal itu teori Malthus
yang sangat terkenal yaitu bahwa berlipat gandanya penduduk itu menurut deret
ukur, sedangkan berlipat gandanya bahan makanan menurut deret hitung, sehingga
pada suatu saat akan timbul persoalan-persoalan yang berhubungan dengan
penduduk.
Tidak lama setelah Malthus
mengemukakan pendapatnya, timbullan kemudian bermacam-macam teori/pandangan
sebagai kritis atau sebagai perbandingan atas teori Malthus. Misalnya saja pandangan
yang mengemukakan bahwa pertambahan penduduk itu merupakan hasil (resulta) dari
keadaan sosial termasuk ekonomi, dimana orang saling berhubungan dan terkenal
sebagai teori sosial tentang pertambahan penduduk
Disamping itu ada juga yang
berpendapat bahwa manusia itu dalam kehidupannya terkait dengan alam atau
daerah dimana mereka hidup. Oleh karena itu penduduk dunia itu bertambah karena
kelahiran lebih besar dari kematian, sehingga tingkat kelahiran lebih besar
dari tingkat kematian. Ini disebabkan karena manusia sebagai mahluk hidup akan
selalu berusaha agar mempunyai keturunan dan memperjuangkan hidupnya untuk
dapat hidup panjang (berumur panjang) dan ini sering dikenal dengan teori alam
tentang pertumbuhan penduduk.
DINAMIKA PENDUDUK
Dinamika penduduk menunjukkan
adanya factor perubahan dalam hal jumlah penduduk yang disebabkan oleh adanya
pertumbuhan penduduk. Penduduk bertambah tidak lain karena adanya unsur lahir,
mati, datang dan pergi dari penduduk itu sendiri. Karena keempat unsur tersebut
maka pertambahan penduduk dapat dihutung
dengan cara : pertambahan penduduk = ( lahir – mati) + ( datang – pergi ).
Pertambahan penduduk alami karena diperoleh dari selisih kelahiran dan kematian
. Unsur penentu dalam pertambahan penduduk adalah tingkat fertilitas dan
mortalitas.
Fertilitas adalah tingkat
pertambahan anak yang dihitung dari jumlah kelahiran setiap seribu penduduk
dalam satu tahun. Tingkat kelahiran yang dihitung dari kelahiran perseribu
penduduk dalam satu tahun merupakan kelahiran secara kasar, sering disebut
Crude birth Rate (CBR). Disamping CBR ini dapat juga kita mencari tingkat
kelahiran dari wanita umur tertentu yang disebut Age Specifica Fertility Rare
(ASFR), yaitu diperhitungkan dari jumlah kelahiran dari tiap seribu wanita dalam
usia produktif (tertentu) dalam satu tahun.
Faktor kedua mempengaruhi
pertumbuhan penduduk ialah mortalitas atau tingkat kematian secara kasar
disebut Crude Date Rate (CDR), yaitu jumlah kematian pertahun perseribu
penduduk.
Bagaimana dengan dinamika penduduk
Indonesia ?
Untuk
memproyeksikan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
Pn = (1 + r) n
x Po
Pn = jumlah
penduduk yang dicari pada tahun tertentu
(proyeksi penduduk)
r
= tingkat pertumbuhan penduduk dalam prosen
n = jumlah dari tahun yang akan
diketahui
Po = jumlah
penduduk yang diketahui apa tahun dasar
Sebagai
contoh :
Tahun
1961 jumlah penduduk Indonsia 96 juta, dengan tingkat pertambahan penduduk 2,4
5, berapa penduduk Indonesia tahun 2001 ?
Tahun
2001 penduduk Indonesia ( 1 + 2,4/100 ) 40 x 96 juta = 248 juta
KOMPOSISI PENDUDUK
Sensus penduduk yang diadakan 10
tahun sekali oleh pemerintah kita, bukan hanya menghitung jumlah penduduk saja
tetapi juga mendata tentang umur penduduk, jenis kelamin penduduk, tingkat pendidikan
penduduk, jenis mata pencaharian dan sebaginya. Kesemuanya ini menunjukkan
susunan penduduk atau komposisi penduduk dinegara kita pada tahun tersebut.
Komposisi penduduk suatu Negara dapat dibagi menurut komposisi tertentu,
misalnya komposisi penduduk menurut umur, menurut tingkat pendidikan, menurut
pekerjaan dan sebagainya.
Dengan mengetahui komposisi
penduduk menurut umur dan jenis kelamin, dapta disusun/dibuat apa yang disebut
piramida penduduk, yaitu grafik susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin
pada saat tertentu dalam bentuk pyramid. Golongan laki-laki ada diseblah kiri
dan perempuan disebelah kanan. Garis aksisnya (vertical) menunjukkan interval
umur dan garis horisontalnya menunjukna jumlah atau prosentasi..
Berdasarkan komposisinya piramida
penduduk dibedakan atas :
-
Penduduk muda yaitu penduduk dalam
pertumbuhan, alasannya lebih besar dan ujungnya runcing, jumlah kelahiran lebih
besar dari jumlah kematian
-
Bentuk piramida stasioner, disini
keadaan penduduk usia muda, usia dewasa dan lanjut usia seimbang, pyramid
penduduk stasioner ini merupakan idealnya keadaan penduduk suatu Negara
-
Piramida penduduk tua, yaitu piramida
pendduk yang menggambarkan penduduk dalam kemunduran, pyramid ini menunjukkan
bahwa penduduk usia muda jumlanya lebih kecil dibandingkan dengan penduduk
dewasa, hal ini menjadi masalah karena jika ini berjalan terus menerus
memungkinkan penduduk akan menjadi musnah karena kehabisan. Disini angka kelahiran lebih kecil
dibandingkan angka kematian.
PERSEBARAN PENDUDUK
Kecenderungan manusia untuk memilih daerah yang subur untuk
tempat tinggalnya, terjadi sejak pola hidup masih sangat sederhana. Itulah maka
sejak masa purba daerah sangat subur selalu menjadi perebutan mansuia, sehingga
tidak salah lagi bahwa daerah yang subur ini kemungkinan besar terjadi
kepadatan penduduk. Sudah barang tentu hal semacam ini terjadi didaerah/Negara
yang pola hidup penduduknya masih bertani.
Daerah
semacam inilah yang kemudian berkembang menjadi daerah perkotaan, daerah tempat
pemerintahan, daerah perdagangan dan sebagainya.. prinsip tempat tinggal
mendekati tempat bekerja yang secara langsung atau tidak, menimbulkan
ketidakseimbangan penduduk ditiap-tiap daerah. Sehingga terjadi daerah yang
berpenduduk padat. Dari prinsip itulah
kemudian terjadi perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain.
PERKEMBANGAN DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan
selalu dimiliki oleh setiap masyarakat, hanya saja ada suatu masyarakat yang
lebih baik perkembangan kebudayaannya dari pada masyarakat lainnya untuk
memenuhi segala kebutuhan masyarakatnya. Pengertian kebudayaan banyak sekali
dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya dikemukakan oleh Selo Soemardjan dan
Soelaiman Soemardi, yang merumuskan bahwa kebudayaan adalah semua hasil dari karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya
masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, yang diperlukan
manusia untuk menguasa alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat
diabdikan untuk kepntingan masyarakat.
Rasa
yang meliputi jiwa manusia mewujudkan sega norma dan nilai masyarakat yang
perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasarakatan alam arti luas., didalamnya termasuk, agama,
ideology, kebatinan, kenesenian dan semua unsur yang merupakan hasil ekspresi
dari jiwa manusia. Yang hidup sebagai anggota masyarakat. Selanjtunya cipta
merupakan kemampuan mental, kemampuan piker dari orang yang hidup bermasyarakat
dan yang antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan. Rasa dan
cipta dinamakan kebudayaan rohaniah. Semua karya, rasa dan cipta dikuasai oleh
karsa dari orang-orang yang menentukan kegunaannya, agar sesuai dengan
kepentingan sebagian besar, bahkan seluruh masyarakat.
Dari
pengetian tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan itu merupakan keseluruhan ari
pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang digunakan untuk
menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi, untuk memenuhi
segala kebutuhannya serta mendorong terwujudnya kelakuan manusia itu sendiri. Atas
dadar itulah para ahli mengemukakan
adanya unsur kebudayaan yang umumnya diperinci menjadi 7 unsur yaitu :
- Unsur religi
- Sistem kemasyarakatan
- Sistem peralatan
- Sistem mata pencaharian hidup
- Sistem bahasa
- Sistem pengetahuan
- Seni
Bertitik tolak dari sistem inilah maka kebudayaan
paling sedikit memiliki 3 wujud antara lain :
- Wujud sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, norma, peraturan dan sejenisnya. Ini merupakan wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, lokasinya ada dalam pikiran masyarakat dimana kebudayaan itu hidup
- Kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat
- Kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia
Perubahan
kebudayaan pada dasarnya tidak lain dari para perubahan manusia yang hidup
dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan itu. Perubahan itu terjadi
karena manusia mengadakan hubungan dengan manusia lainnya, atau karena hubungan
antara kelompok manusia dalam masyarakat. Tidak ada kebudayaan yang statis,
setiap perubahan kebudayaan mempunyai dinamika, mengalami perubahan; perubahan
itu akibat dari perubahan masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tersebut.
PRANATA SOSIAL DAN INSTITUSIONALISASI
Untuk menjaga agar hubungan antar
anggota masyarakat dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka didalam
masyarakat dibedakan adanya : cara atau “usage” kelaziman (kebiasaan) atau
“folkways”; tata kelakuan atau “mores”, dan adapt istiadat “costom”. Disamping
norma-norma yang tidak tertulis dan bersifat informal ini, ada juga norma yang
sengaja diciptakan secara formal dalam bentuk peraturan – peraturan hukum. Setiap
norma, baik usage, folkways,costom ataupun peraturan hokum yang tertulis,
mengikat setiap anggota untuk mematuhinya, hanya saja kekuatan pengikatnya
berbeda.
Usage menunjukkan pada suatu
bentuk perbuatan, kekutan mengikatnya sangat lemah bila dibandingkan dengan
folkways. Usage lebih menonjol didalam hubungan antar individu didalam
masyarakat. Penyimpangan terhadapnya tidak akan mengakibatkan hukuman yang
berat, hanya celaan dari individu yang dihubungi.
Folkways diartikan sebagai
perbuatan yang berulang-ulang dalam bentuk yang sama, yang diikutinya kurang
berdasarkan pelikiran dan mendasarkan pada kebiasaan katau tradisi; yang
diterjemahkan dengan kelajman atau
kebiasaan. Kekuatan pengikatnya lebih besar dari pada usage (cara). Sebagai
contoh, anak-anak yang tidak memberikan hormat kepada orang tua sangsinya jauh
lebih berat dibandingkan dengan waktu makan bersama mengunyahnya kedengaran
oleh orang lain. Folkways menunjukkan pola
berperilaku yang diikuti dan diteima oleh masyarakat.
Apabila folkways ini diterima
masyarakat sebagai norma pengatur, maka kebiasaan ini berubah menjadi mores
atau tata kelakuan. Mores diikuti tidak hanya secara otomatis kurang berpikir,
tetapi karena dihubungkan dengan suatu keyakinan dan perasaan yang dimiliki
oleh anggota masyarakat.. Mores ini disatu pihak memaksakan perbuatan dan
dilain pihak melarangnya tata kelakuan yang kekal dan kuat integritasnya dengan
pola-pola perilaku masyarakat, dapat meningkat kekuatan mengikatnya menjadi
costom, atau adapt istiadat. Anggota masyarakat yang tidak mematuhi adat
istiadat akan menerima suatu sangsi yang tegas..
Norma-norma tersebut setelah mengalami proses
tertentu pada akhirnya akan menjadi bagian tertentu dari lembaga
kemasyarakatan. Proses tersebut dinamakan proses institusionalisasi, yaitu suat
proses yang dilewati oleh norma kemasyarakatan yang baru untuk menjadi bagian
dari salah satu lembaga kemasyarakatan, sehingga norma tersebut oleh masyarakat
diterima, dihargai, dan kemudian ditaati dan dipatuhi dalam mengatur kehidupan
sehai-hari.
Dr. Koentjaraningrat membagi lembaga sosial/pranata-pranata
kemasyarakatan menjadi 8 macam yaitu :
- Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan atau domestic institutions
- Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencaharian hidup ( economic institutions)
- Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia (scientific institution)
- Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan (educational institutions)
- Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah, menyatakan rasa keindahan dan rekreasi (aesthetic anda recreational institutions)
- Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan atau alam gaib (religius institutions)
- Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur kehidupan berkelompok atau bernegara (political institutios)
- Pranata yang bertujuan mengurus kebutuhan jasmaniah manusia (cosmetic institutions).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar