Selasa, 24 Juni 2014

Teknoligi jaket pelindung motogp

Marc Marquez sungguh beruntung bisa terhindar dari maut ketika terjatuh saat sedang melaju dengan kecepatan nyaris mencapai 340 km per jam di Mugello hari Jumat (31/5) lalu.
Dia bukan hanya selamat dengan luka ringan saja, tapi juga bisa kembali mengikuti babak kualifikasi dan balapan hari berikutnya, meskipun tidak membawa hasil karena lagi-lagi dia terjatuh.
Salah satu faktor penting yang bisa menghindarkan para pembalap MotoGP dari akibat fatal kecelakaan adalah jaket berteknologi tinggi yang dilengkapi kantung udara atau airbag layaknya mobil.
Pionir teknologi jaket ini adalah produsen aksesoris balap Alpinestars yang produknya dikenakan Marquez dan banyak pembalap MotoGP lainnya.
Airbag pada jaket ditenagai dengan baterei dan mengembang menggunakan gas nitrogen.
Sistem yang ada sekarang mencakup dua kantung yang melindungi pundak dan tulang selangka pembalap, dan bisa mengembang penuh dalam waktu kurang dari 0,05 detik.
Teknologi yang disebut perusahaan sebagai Techair ini juga memungkinkan airbag tetap menggembung dalam tekanan udara yang memadai selama minimal lima detik. Hal ini penting karena benturan yang dialami pembalap bisa terjadi berkali-kali dan berlangsung cukup lama, misalnya pembalap terseret motor atau meluncur di atas aspal.
Lewat proses bertahun-tahun, Alpinestars juga mengembangkan dan mematenkan sistem dual charge.
Artinya, ketika seorang pembalap terjatuh dan airbag mengembang tapi kondisinya memungkinkan untuk kembali membalap, dia bisa langsung naik motor lagi tanpa perlu mereset sistem pengaman.
Kalau dia terjatuh untuk kedua kali, airbag akan beroperasi normal seperti yang pertama. Jadi sifatnya seperti parasut cadangan.
Kalau jatuh lagi? Tampaknya tidak ada cadangan untuk yang ketiga.
Jaket ini juga dirancang untuk mengumpulkan dan mendeteksi data algoritma yang mulai diuji sejak Grand Prix Jerman 2003 dengan pembalap John Hopkins.
Musim 2007, berbagai perangkat elektronik yang penting mulai dipakai untuk menyempurnakan sistem keselamatan ini, termasuk kemampuan merekam berbagai gerakan fisik pembalap. Pemakainya adalah Casey Stoner, yang musim itu menjadi juara dunia bersama Ducati.
Dengan serangkaian pengembangan ini sensor akan mendeteksi ketika terjadi perubahan gerak pembalap yang tidak biasa, mengaktifkan airbag ketika mendeteksi pembalap terlempar atau terpisah dari motornya dan airbag mengembang sebelum terjadi impact atau benturan.
Sistem ini bekerja sempurna persis seperti urutan di atas ketika Jorge Lorenzo terjatuh di Laguna Seca musim 2011.
Data yang terekam juga sangat penting untuk meneliti sebuah insiden. Misalnya data kecelakaan Marquez di Mugello, datanya sebagai berikut:
  • Kecepatan ketika hilang kendali: 337,9 km per jam (209.9 mil/j)
  • Benturan pertama: 0,08 detik setelah kecelakaan terdeteksi
  • Airbag mengembang: 0,05 detik setelah kecelakaan terdeteksi, atau 0,03 detik sebelum benturan pertama
  • Energi kecelakaan yang terekam: 25g (maksimum yang bisa direkam Techair)
  • Durasi kecelakaan: 4,25 detik
Sulit dibayangkan kecelakaan dalam kecepatan setinggi itu terjadi tanpa alat keselamatan yang memadai, karena pengemudi sepeda motor tidak terlindung dalam kabin dan hampir bisa dipastikan akan terlempar dan mengalami benturan langsung ke tubuhnya.
Sistem Techair ini melengkapi pengaman yang sudah umum melekat pada jaket seperti lapisan pelindung siku, lengan, lutut dan punggung.
Namun tentu saja tidak semua bagian tubuh pembalap terlindungi, misalnya bagian leher yang tidak tertutup jaket.
Jaket dengan spesikasi MotoGP ini ternyata juga dijual umum, dengan harga di situs perusahaan sekitar Rp 30 juta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Softskill G-H

G.Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan Tujuan Instruksional Umum :   Mahasiswa dapat memahami dan menghayati kenyataan y...